-->

John Wayne Gacy Badut Pembunuh

gambar 1 gambar 2 gambar 3


“I don't remember killing anyone, I could have done it without knowing it. I am not sure if I did it.” -John Wayne Gacy 
 
Dengan 33 pembunuhan yang telah dilakukannya, John Wayne Gacy, a.k.a. "Pogo the Clown," dikenang sebagai salah satu pembunuh berantai paling menakutkan yang pernah ada.

2 Januari 1972, Timothy McCoy bangun pagi-pagi membuat sarapan untuk pemilik rumah tempatnya bermalam.  Pemilik rumah itu adalah John Wayne Gacy, yang mengijinkannya untuk bermalam di rumahnya saat ia dalam perjalanan menuju Michigan.  Dia membuat telur dan daging serta menata meja untuk berdua.  Lalu, dia berjalan menaiki tangga untuk membangunkan Gacy, tanpa menyadari kalau ia belum meletakkan pisau yang tadi dia pakai untuk menyiapkan sarapan.

Tidak menyadari bahwa Timothy sama sekali tidak bermaksud jahat, Gacy melihat Timothy yang membawa pisau langsung menyerangnya, menikam dan membunuhnya.  Dia kemudian mengubur tubuhnya di ruang basement rumahnya dan menutupi kuburan tersebut dengan beton.  Pembunuhan itu adalah sebuah 'kesalahan', tetapi telah tertanam dalam diri Gacy sebuah "sensasi luar biasa" yang ia rasakan setelah membunuh korban pertamanya

Siapakah John Wayne Gacy?
Bagi yang mengenal sosok John Wayne Gacy tidak pernah terpikirkan jika ia menjadi sosok sadis seperti itu. Orang orang yang mengenalnya menggambarkan sosok Gacy sebagai orang yang lembut dan sopan. Ia bekerja sebagai customer service dan memulai bisnis kontruksinya sendiri.
Para nasabahnya mengingatnya sebagai orang yang baik, murah hati, dan mau membantu orang.  Dia mempekerjakan remaja lokal yang membutuhkan pekerjaan.  Dia bahkan meluangkan waktu di akhir pekan untuk berpakaian badut untuk pesta ulang tahun anak-anak.

Namun, bagaimanapun pihak berwenang telah mempelajari, ada sesuatu yang sangat mengganggu  dalam diri Gacy selama ini.

Saat kecil Gacy merupakan sosok anak yang dekat dengan kedua saudarinya juga ibunya tapi sulit menjalin hubungan baik dengan ayahnya yang alkoholik dan selalu menyiksanya juga ibunya. Ayahnya juga sering memakinya dan mencambuknya dengan ikat pinggang. Gacy mengatakan jika dimata sang ayah sosok Gacy kecil selalu saja kurang. Ayahnya memanggilnya 'dumb and stupid'. Tapi meski begitu, di pengadilan Gacy menyangkal jika ia membenci ayahnya.

Pada tahun 1949, ayah Gacy diberi tahu bahwa putranya dan seorang bocah lelaki lainnya telah tertangkap basah membelai seorang gadis muda. Ayahnya lalu mencambuknya sebagai hukuman.  Pada tahun yang sama, Gacy sendiri menjadi korban pelecehan oleh seorang teman keluarganya,  seorang kontraktor yang membawa Gacy jalan jalan naik truknya, kemudian mencumbuinya. Gacy tidak pernah memberi tahu ayahnya tentang insiden ini, takut kalau ayahnya akan menyalahkannya.
Salah satu teman Gacy di sekolah menengah mengingat beberapa kejadian di mana Gacy Sr. mengejek atau memukul putranya tanpa sebab. Pada satu kesempatan di tahun 1957, teman yang sama pernah menyaksikan sebuah kejadian di rumah Gacy di mana ayah Gacy selalu meneriaki putranya tanpa alasan, kemudian mulai memukulnya. Ibu Gacy berusaha membantunya.
Teman itu mengingat bahwa Gacy hanya "mengangkat tangannya untuk membela diri", ia menambahkan bahwa dia tidak pernah memukul ayahnya kembali


Gacy kemudian meninggalkan rumahnya dan pergi ke Las Vegas, Nevada, di mana ia bekerja untuk layanan ambulans sebelum ia dipindahkan untuk bekerja sebagai asisten di Palm Mortuary.  Dia bekerja selama tiga bulan sebelum kembali ke Chicago.

Saat bekerja sebagai asisten kamar jenazah di Las Vegas, Gacy tidur di sebuah dipan di belakang ruang pembalseman.  Suatu malam, setelah mengamati jenazah jenazah yang dibalsam, dia masuk ke dalam peti mati bersama salah satu jenazah di dalamnya.  Dia berbaring di peti mati untuk memeluk dan membelai tubuh, seorang remaja laki-laki. Dia tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang pengalamannya malam itu dengan mayat di kamar jenazah.

Setelah lulus dari Northwestern Business College, Gacy bertemu Marlynn Myers, yang bekerja bersamanya di sebuah perusahaan sepatu lokal.  Setelah sembilan bulan, pasangan itu menikah, dan Gacy mengambil alih pengelolaan waralaba KFC ayah Marlynn.  Keduanya kemudian memiliki dua anak, dan kehidupan yang tampaknya sempurna.
Namun di dalam sana, monster Gacy masih mengintai.  Meskipun pernikahannya bahagia, Gacy bergabung dengan sekelompok pria yang terlibat dalam pertukaran istri, pelacuran, pornografi, dan penyalahgunaan narkoba.

John Wayne Gacy bahkan membuka klub di ruang bawah tanahnya sendiri di mana ia mengizinkan karyawannya untuk minum dan bermain biliar. Di klubnya, meskipun dia mempekerjakan remaja pria dan wanita, perhatiannya terfokus pada pria muda.

Disinilah awal kisah sisi kelam hidupnya dimulai
Pada tahun 1968, Gacy dihukum karena melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah anak laki-laki yang mengaku telah dibujuk Gacy untuk tinggal di rumahnya dengan alasan palsu yang kemudian menyerang mereka.  Gacy mengaku bersalah atas satu tuduhan sodomi dan tidak bersalah atas tuduhan lain terhadapnya.  Dia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan mendapatkan surat cerai dari istrinya, yang tidak akan pernah dilihatnya lagi.

Hanya 18 bulan setelah menjalani hukumannya, Gacy diberi pembebasan bersyarat karena menjadi panutan para narapidana.  Selama waktu singkat ia dipenjara, ia berhasil mendapatkan kenaikan gaji sebagai pekerja di balai penjara,  bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para narapidan dan menjadi pengawas pemasangan lapangan golf mini di halaman rekreasi.

Dia diberi masa percobaan 12 bulan, dengan syarat dia kembali ke Chicago untuk tinggal bersama ibunya.  Dia setuju, dan menyatakan bahwa dia akan membangun kembali kehidupannya dan "tidak akan pernah kembali ke penjara."


Selama masa pembebasan bersyaratnya ia terlibat dalam komunitas Norwood Park dimana ia bertemu istri keduanya, Carol Hoff.  Dan Itu pun akan menjadi awal di mana semua pembunuhan mengerikannya akan dimulai, dan di mana ia akan mendapatkan julukan sebagai "Pogo the Clown."
Saat di penjara, Gacy telah menjadi semacam seniman dan berulang kali membuat sketsa gambar Pogo the Clown.  Setelah bergabung dengan klub "Jolly Joker", yang akan tampil di acara-acara penggalangan dana lokal, ia belajar sendiri bagaimana merias wajah badut dan mengubah dirinya menjadi gambaran badut badut yang ia gambar.  Dia tampil sebagai Pogo the Clown di banyak acara lokal, termasuk acara partai, acara amal, dan rumah sakit anak-anak.

Namun, kegilaannya berpakaian seperti badut dan kisah masa lalunya dengan remaja laki-laki membuat istrinya mempertanyakan seksualitasnya, setelah itu Gacy mengaku sebagai biseksual.  Istrinya pun menceraikannya dan meninggalkannya sendirian di rumah mereka.

Meskipun mantan istrinya menyangkal mengetahui apa yang terjadi, Hoff kemudian mengakui kepada pihak berwenang bahwa dia memang melihat Gacy membawa anak-anak remaja ke garasi rumah mereka.

Gacy membunuh sebagian besar korbannya antara tahun 1976 dan 1978 setelah perceraian keduanya.  Dia menyebut tahun-tahun ini sebagai "cruising years" karena tanpa seorang pun di rumah, dia bebas berburu para korban dan membawanya pulang kapan saja.  Tetangga mencatat kalau mereka melihat mobil John pergi dan pulang ke rumah bahkan di dini hari dengan berbagai pemuda.
Saat itulah para tetangga mulai berhati hati dengan tingkah John yang mulai berubah pasca perceraiannya.

Korban selanjutnya
Setelah melakukan pembunuhan pertamanya terhadap bocah 16th, Timothy Jack McCoy di tahun 1972 yang membuatnya merasakan sensasi saat membunuh. Ia melanjutkan kekejaman berikutnya terhadap korban kedua.
Gacy menyatakan ia melakukan pembunuhan keduanya sekitar Januari 1974. Korban diyakini adalah seorang remaja belasan tahun dengan rambut cokelat, berusia antara 14 - 18 tahun.
Ia mencekik sang korban sebelum menyimpan tubuh korbannya di  lemarinya sebelum dikubur.  Gacy kemudian mengatakan bahwa ada cairan keluar dari mulut dan hidung pemuda ini saat tubuhnya disimpan di lemari telah menodai karpetnya.  Karena pengalaman ini, Gacy kemudian mengatakan bahwa dia memasukkan kain lap atau pakaian dalam korban  ke mulut korbannya untuk mencegah terulangnya kejadian ini untuk aksi selanjutnya. Korban tak dikenal ini dikubur sekitar 4,6 m dari lubang barbekyu di halaman belakang rumah Gacy.

Para korban Gacy diantaranya adalah karyawannya sendiri, orang orang disekitarnya, bahkan beberapa dari mereka adalah pelacur pria.  Terkadang Gacy harus pergi ke kota untuk mencari korban lainnya.
Trik Gacy melakukan aksinya adalah memakai borgol dan tali. Seringkali Gacy meyakinkan anak-anak itu untuk mengenakan borgol dengan suka rela dalam sebuah permainan.  Begitu para remaja itu terikat, dia melanjutkan untuk menyiksa, memperkosa, dan membunuhnya.

Satu bulan setelah proses perceraiannya selesai, Gacy menculik dan membunuh seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Darrell Samson.  Samson terakhir kali terlihat di Chicago pada 6 April 1976. Lima minggu kemudian, pada sore hari 14 Mei, seorang remaja berusia 15 tahun bernama Randall Reffett menghilang saat berjalan pulang dari Senn High School;  pemuda itu disumpal dengan kain, yang menyebabkan dia mati karena sesak napas. Beberapa jam setelah Reffett diculik, seorang anak berusia 14 tahun bernama Samuel Stapleton menghilang ketika dia berjalan ke rumahnya dari apartemen saudara perempuannya. Kedua pemuda itu dikubur di kuburan yang sama di 'crawling room'.

Bagaimana Gacy Membuang Tubuh Korbannya?
Saat polisi mulai mencurigai John Wayne Gacy sebagai pembunuh, dia benar-benar kehabisan ruang di rumahnya untuk menyembunyikan mayat korbannya.  Metode barunya adalah dengan membuangnya ke Sungai Des Plaines.  Ini adalah nasib empat korban terakhirnya. Pembunuhan Gacy menjadi sangat banyak.  Pada saat itu, siapa pun yang menurut Gacy memenuhi syarat sesuai meinginannya maka orang tersebut menjadi korban yang ideal. Korban terakhirnya adalah pembunuhan James Mazzara dari Elmwood Park yang berusia 20 tahun.  Killer Clown yang sadis mencekiknya setelah Mazzara makan malam Thanksgiving bersama keluarganya.

Akhirnya petualangan itu berakhir
Petualangan sadis Gacy mulai berantakan setelah  ibu dari seorang bocah lelaki remaja, Robert Piest, melapor pihak berwajib.  Putranya mengatakan kepadanya bahwa dia akan pergi untuk wawancara dengan kontraktor konstruksi untuk pekerjaan.  Atas kasus sodomi yang pernah menimpa Gacy membuat polisi mendapatkan surat perintah untuk menggeledah rumah Gacy.  Sesampai di sana, mereka menemukan bukti yang mengejutkan dan bau busuk mayat di crawling room rumah tersebut.  Dan dengan mudahnya polisi mengkaitkan John Wayne Gacy dengan banyaknya anak anak/orang yang menghilang.  Pada Desember 1978, polisi menangkap sang Killer Clown

Kemudian Gacy mengakui  jika ia telah melakukan lebih dari 30 pembunuhan.  Namun, ia juga mencatat bahwa ia mungkin telah membunuh hingga 45 anak laki-laki.  Dia juga telah memperkosa dan menyiksa banyak anak lelaki lain yang selamat dari pembunuhan . Beberapa dari mereka ada yang melapor ada juga yang tidak.

Apa yang terjadi sebenarnya pada John Gacy?
John Wayne Gacy mengklaim bahwa ia memiliki kepribadian ganda dan ia memiliki alter ego yang bernama, "Jack," yang menurutnya bersifat  jahat. Pada 12 Maret 1980, pria yang dijuluki The Killer Clown itu dinyatakan bersalah atas tuduhan melakukan 33 pembunuhan.  Selain itu, ia bersalah atas 1 dakwaan sodomi, 1 dakwaan pelecehan seksual, dan 1 dakwaan tidak senonoh dengan seorang anak.  Hakim memvonisnya hukuman mati untuk 12 dakwaan dan hukuman penjara seumur hidup untuk 21 dakwaan.

Meskipun dia berusaha untuk mengajukan banding atas keputusan itu, dia dieksekusi pada 10 Mei 1994, di Stateville Correctional Center.  Pada jam 12:17, setelah diberi dosis kalium klorida mematikan, jantungnya berhenti berdetak.  Pada saat itulah manusia sadis dan kejam yang membawa rasa sakit yang tak terlukiskan kepada para korban dan keluarga mereka berakhir hidupnya

Si Gabut
Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.
Oke, Gak jelas